KOMPAS.com - Di tengah arus informasi digital yang kian deras, masyarakat makin sulit lepas dari layar gawai. Fenomena ini perlahan menggerus keseimbangan antara kesehatan mental dan fisik.
Perlu diketahui, detoks media sosial ( medsos) bukan berarti memusuhi teknologi, melainkan memberi jeda pada diri agar tetap waras dan fokus.
Penggunaan medsos secara berlebihan dapat memicu stres, kecemasan, bahkan rasa cemas sosial yang tidak disadari.
Terlalu banyak paparan konten bisa membuat seseorang mudah lelah secara emosional. Otak yang terus dipapar informasi tanpa jeda itu sama seperti tubuh yang dipaksa lari maraton tanpa istirahat.
Hal itu dapat memicu sejumlah risiko, seperti gangguan tidur, kehilangan konsentrasi, serta burnout.
Oleh karena itu, masyarakat bisa menyusun jadwal “puasa digital” secara berkala. Langkah sederhana ini dinilai pihaknya dapat membantu tubuh dan pikiran kembali segar.
Dengan kesadaran sejak dini, masyarakat dapat lebih bijak dalam mengatur waktu berselancar di dunia maya.
Detoks medsos bukan tren sesaat, tapi bagian dari gaya hidup sehat di era digital.
Luangkan waktu untuk aktivitas secara offline, seperti membaca buku, jalan kaki, atau ngobrol langsung dengan orang terdekat. Keseimbangan hidup berawal dari niat kecil seperti ini.