KOMPAS.com - Fenomena self-diagnosed melalui internet semakin marak di era digital. Banyak masyarakat yang mencari informasi kesehatan lewat mesin pencari atau media sosial dan langsung menyimpulkan kondisi kesehatannya tanpa berkonsultasi dengan tenaga medis profesional.
Ketua Umum Persatuan Ahli Farmasi Indonesia ( PAFI) Induk Pusat Mozes Wambrauw Simbiak SFarm, mengingatkan bahwa kebiasaan ini dapat berdampak buruk bagi kesehatan masyarakat. Ia menekankan, informasi kesehatan di internet sering kali bersifat umum dan tidak mempertimbangkan faktor individual seseorang.
"Setiap orang memiliki kondisi tubuh yang berbeda. Gejala yang sama bisa mengarah pada penyakit berbeda. Jika seseorang hanya mengandalkan internet untuk mendiagnosis dirinya sendiri, ada risiko kesalahan diagnosis yang berakibat fatal," ujar Mozes dikutip pafipalembang.org.
Mozes melanjutkan, salah satu dampak berbahaya dari self-diagnosed adalah penggunaan metode pengobatan yang tidak tepat.
Baca juga: Hindari Self Diagnosis, Ini 6 Tanda-tanda Gangguan Kesehatan Mental
"Banyak orang langsung membeli obat tanpa resep berdasarkan informasi yang ditemukan di internet. Ini bisa berbahaya karena tidak semua obat cocok untuk semua orang, terutama bagi mereka yang memiliki riwayat penyakit tertentu atau sedang mengonsumsi obat lain," tambahnya.
Mozes juga mengungkapkan, fenomena self-diagnosed dapat memicu kecemasan berlebihan atau hipokondria. Ini adalah kondisi seseorang yang terus-menerus merasa sakit setelah membaca informasi kesehatan yang belum tentu akurat.
"Banyak kasus ketika seseorang menjadi panik setelah membaca artikel kesehatan di internet. Padahal, kondisinya belum tentu sesuai dengan yang dibayangkan. Hal ini dapat menimbulkan stres yang justru memperburuk kesehatan," jelasnya.
Sebagai langkah pencegahan, PAFI mengimbau masyarakat agar lebih bijak dalam menyaring informasi kesehatan di internet. Mozes mengingatkan supaya masyarakat tidak mudah percaya dengan artikel atau video yang hanya berdasarkan pengalaman pribadi seseorang tanpa dasar medis jelas.
Baca juga: PAFI: Minum Obat Saat Dehidrasi Berisiko Tingkatkan Efek Samping Berbahaya
"Kami mengajak masyarakat untuk selalu berkonsultasi dengan tenaga medis profesional sebelum mengambil keputusan terkait kesehatan. Dengan begitu, mereka bisa mendapatkan informasi yang akurat dan perawatan yang tepat," ucapnya.