KOMPAS.com - Sebagian besar orangtua yang memiliki anak usia dini 0 sampai 5 tahun mungkin sudah mulai memikirkan pendidikan formal atau sekolah anak mereka.
Seperti diketahui, anak usia dini berada di fase pembentukan karakter hingga pengembangan intelegensi. Mengutip Gramedia.com, anak di usia ini mampu menyerap informasi dengan sangat cepat.
Oleh karena itu, orangtua dituntut harus bisa menciptakan persiapan menuju prasekolah yang menyenangkan agar perjalanan anak usia dini menuju ke sekolah nantinya berjalan lancar.
Hal tersebut, salah satunya bisa dilakukan dengan menciptakan situasi nyaman bagi anak dengan metode belajar tanpa harus dipaksa.
Melansir id.kumonglobal.com, anak prasekolah mempunyai kemampuan yang tinggi dalam menyerap berbagai macam pembelajaran. Masa ini merupakan saat yang tepat untuk mengajarkan anak cara berkomunikasi dengan bahasa ibu.
Baca juga: PPP Klaim Telah Berkomunikasi dengan Suharso soal Penggantiannya sebagai Ketua Umum
Dengan begitu, ketika memasuki usia sekolah, anak diharapkan sudah memiliki banyak kosakata untuk mempermudah interaksi dengan lingkungannya.
Apabila kurang dalam kemampuan memahami dan mengungkapkan sesuatu, maka anak akan mengalami kesulitan berkomunikasi.
Untuk itu, memberikan stimulus kepada anak prasekolah sangat penting agar mereka dapat mengingat banyak kosakata.
Pada era sekarang ini, pemberian stimulus kepada anak prasekolah dapat dilakukan dengan cara yang menyenangkan.
Penasaran apa saja? Melansir id.kumonglobal.com, berikut beberapa stimulus yang tepat diberikan kepada anak usia dini dan prasekolah.
Baca juga: Jakarta Islamic Centre Kukuhkan Mutu Pendidikan pada Lembaga Pendidikan Anak Prasekolah
Membacakan cerita kepada anak dapat dilakukan sejak mereka lahir.
Anak yang sering mendengarkan cerita akan memiliki kosakata berlimpah, daya ingat berkembang dengan baik, memiliki kekayaan emosi, dan menjadi pribadi suka membaca.
Kegiatan mendengarkan lagu dapat menjadi lebih menyenangkan jika orangtua juga ikut menyanyikan lagu untuk si buah hati.
Dengan cara tersebut, orangtua pun dapat melihat respons anak saat mendengarkan lagu, seperti menggerakkan tangan atau tersenyum.
Bukan hanya orangtua, anggota lain dalam keluarga perlu mengajak anak berbicara.
Dengan membicarakan hal-hal sederhana, anak akan memiliki perbendaharaan kosakata yang banyak dan bertambah pintar.
Baca juga: 13 Kosakata Bahasa Bali Punya Arti Beda dari Daerah Lain, Jangan Salah
Mampu berinteraksi secara verbal
Pada usia sekitar tiga tahunan, seorang anak sebenarnya sudah harus mampu untuk berkomunikasi dan berinteraksi secara verbal.
Artinya, anak harus mampu memahami pembicaraan, termasuk instruksi dan mengungkapkan ide atau perasaan mereka dengan menggunakan bahasa yang dimengerti oleh orang lain.
Saat anak sudah mampu menjawab pertanyaan atau mengutarakan keinginan, ini berarti anak dapat berkomunikasi dengan orang lain di luar lingkungan keluarga terdekatnya.
Selain itu, anak juga diharapkan mampu mengendalikan dirinya dalam mengikuti kegiatan yang berlangsung dengan durasi tertentu sesuai dengan tingkatan kelas mereka.
Meski demikian, bukan berarti anak harus tenang dan diam sepanjang waktu. Anak diharapkan mampu untuk mengarahkan diri mengikuti kegiatan secara mandiri.
Oleh karenanya, anak diharuskan memiliki kegiatan mandiri pada masa prasekolah. Salah satunya dengan mengikuti belajar di Kumon.
Baca juga: Dosen Unair: Ini Dampak Pandemi Covid-19 bagi Anak-anak Prasekolah
Sebagai program belajar di luar sekolah, Kumon berkomitmen mengembangkan kemampuan setiap individu siswanya.
Dengan berusaha menumbuhkan sikap anak suka belajar sejak kecil, Kumon menanamkan fondasi akademik yang kuat pada anak serta melatih perkembangan keterampilan motorik halus sebelum masuk sekolah.
Metode Kumon awalnya diterapkan pada 1954, ketika seorang guru matematika sekolah menengah atas (SMA) asal Jepang membuat lembar kerja untuk anaknya.
Lewat lembar kerja tersebut, ia ingin mengembangkan keterampilan anak dalam berhitung agar dapat maju dalam bidang matematika.
Adapun lembar kerja itu adalah dasar dari metode Kumon yang saat ini telah digunakan pada semua kelas Kumon di seluruh dunia.
Saat mengikuti program di lembaga pendidikan Kumon, anak akan didukung agar memulai belajar sedini mungkin.
Baca juga: Jadi Soundtrack Kumon, Begini Lirik dan Chord Lagu We Will Shine
Kumon memiliki metode belajar yang fokus terhadap pengembangan potensi anak secara maksimal, termasuk bagi anak-anak prasekolah.
Kumon juga sangat memperhatikan setiap langkah kecil yang berhasil dicapai oleh semua siswanya. Bahkan, seperti keterampilan memegang pensil.
Keterampilan memegang pensil menjadi salah satu fokus Kumon dalam membimbing siswa.
Menurut Kumon, genggaman dan tekanan yang tepat merupakan komponen kunci dalam mempelajari cara menulis dengan pensil secara tepat.
Kemampuan menulis memiliki peran penting dalam perkembangan otak anak. Dalam hal ini, anak prasekolah membuat berbagai kemajuan yang signifikan dalam hal kemampuan motorik.
Masih banyak hal menarik lain yang bisa ditemukan dan digali dari lembaga pendidikan Kumon.
Dengan bergabung di Kumon, anak berkesempatan mengembangkan potensi dirinya pada masa prasekolah.
Baca juga: 6 Kata Terpanjang dalam Bahasa Inggris, Kamu Bisa Mengucapkannya?
Kumon juga memiliki program kursus bahasa Inggris yang berfokus mengembangkan kemampuan dan kebiasaan membaca bahasa asing anak, dan program matematika untuk meningkatkan kemampuan hitung.
Sekarang ini terhitung lebih dari 100.000 anak terdaftar sebagai siswa di Kumon.
Melalui program Coba Gratis, Kumon juga membuka kesempatan terhadap orangtua dan anak untuk mencoba pengalaman belajar menarik.
Untuk mengetahui program dan info lebih lengkap tentang Kumon, Anda dapat mengunjungi laman https://id.kumonglobal.com/for-parents/our-programmes/.
Khusus program lainnya, seperti kursus Bahasa Inggris (EFL) atau program Matematika bisa klik link yang sudah disediakan.
Jangan lupa untuk mengikuti sosial media (sosmed) Kumon di Instagram atau Facebook. Untuk informasi lebih lanjut Anda bisa mengunjungi link ini.