KOMPAS.com – Gaya hidup sehat dan mindful living kian dibutuhkan masyarakat urban di tengah tekanan hidup modern.
Hal itu ikut mendorong lahirnya berbagai inisiatif gaya hidup holistik. Semakin banyak orang menyadari pentingnya menjaga kesehatan fisik, mental, dan relasi sosial secara seimbang.
Menurut data Global Wellness Institute pada 2024, nilai industri wellness global mencapai 5,6 triliun dollar Amerika Serikat (AS) dan terus mengalami pertumbuhan.
Di Indonesia, Kementerian Kesehatan mencatat bahwa 66 persen masyarakat perkotaan kini aktif mencari pola hidup yang lebih sehat dan holistik.
Sebagai respons atas tren tersebut, Pola hadir sebagai ruang yang mudah dijangkau bagi siapa pun yang mendambakan keseimbangan hidup.
Komitmen itu diwujudkan melalui dua inisiatif utama, Pola Raga dan Pola Rasa, yang secara resmi diperkenalkan dalam sebuah acara di Pangkalan Jati, Depok, Jawa Barat, Minggu (27/4/2025).
Pola Raga merupakan aktivitas yang menghadirkan suasana kebugaran demi mendukung pemulihan dan kenyamanan.
Sementara, Pola Rasa merupakan unit yang menyajikan kuliner berbasis bahan lokal bergizi dan berkelanjutan.
Keduanya saling melengkapi serta membentuk ekosistem gaya hidup sehat yang menyentuh aspek fisik, mental, dan sosial.
Acara peluncuran program tersebut disambut antusias oleh puluhan pengunjung dari berbagai kalangan.
Sejak pagi hingga malam, para tamu diajak merasakan langsung filosofi hidup sehat ala Pola melalui beragam aktivitas, mulai dari yoga dan pilates di Pola Raga, sampai menikmati sajian lokal penuh makna di Pola Rasa.
Direktur Utama sekaligus Komisaris Utama PT Pola Raga Sejahtera Vania Budiutami mengatakan, konsep Pola lahir dari keinginan untuk menjadikan gaya hidup sehat sebagai bagian alami dari keseharian masyarakat.
“Kami ingin menghadirkan gaya hidup sehat yang tidak eksklusif, tetapi bisa dirasakan oleh siapa pun setiap hari. Pola bukan tempat pelarian dari kehidupan. Justru, kami ingin jadi bagian dari rutinitas masyarakat urban yang sibuk, tapi tetap ingin menjaga tubuh dan pikirannya,” ujar Vania dalam siaran pers yang diterima Kompas.com, Rabu (30/4/2025).
Pada kesempatan itu, Vania juga menekankan tentang pentingnya pendekatan berbasis budaya dan keberlanjutan dalam setiap aspek Pola.
Di Pola Rasa, kata dia, semua yang terlibat tidak hanya berupaya menyajikan makanan, tetapi juga mengajak orang untuk kembali mengenal akar makanannya, mulai dari bahan lokal, cara masak, hingga nilai yang terkandung di dalamnya.
Sementara di Pola Raga, mereka menciptakan ruang agar orang bisa bergerak, bernapas, dan merasa didukung oleh komunitasnya.
“Ini bukan sekadar proyek bisnis, tapi upaya membentuk ekosistem hidup sehat yang saling menyuburkan,” kata Vania.
Kehadiran Pola di Depok diharapkan dapat mendorong terbentuknya komunitas yang tak hanya peduli pada kesehatan fisik, tetapi juga keseimbangan emosional dan keterhubungan dengan budaya lokal.
Bagi Vania, Pola bukan sekadar tempat, tapi cara baru untuk menjalani hidup yang lebih selaras dan bermakna.
Jika Anda ingin memulai perjalanan serupa, kunjungi Pola dan temukan langkah pertama Anda hari ini.
Untuk informasi lebih lanjut, silakan kunjungi Instagram @di.polaraga dan TikTok @di.polarasa.