KOMPAS.com – Salah satu bujeting anggaran yang mesti disiapkan orangtua setiap tahun adalah biaya pendidikan anak. Terlebih, memasuki tahun ajaran baru, pengeluaran pendidikan meningkat signifikan.
Biaya yang dikeluarkan untuk mendukung pendidikan anak, baik SD, SMP, SMA, maupun pondok pesantren pun tak sedikit.
Sebagai contoh, uang masuk SD Muhammadiyah 28 Jakarta Selatan (Jaksel) mencapai Rp 12 juta, sedangkan untuk SMP Muhammadiyah 35 berkisar Rp 7-10 juta.
Bagi orangtua yang anaknya naik kelas, tetap ada pengeluaran tambahan, seperti membeli seragam, sepatu baru, serta biaya daftar ulang.
Baca juga: Nabung Emas Bisa Jadi Investasi Menguntungkan Saat Pandemi Covid-19?
Situasi tersebut akan terasa memberatkan bagi keluarga yang tidak memiliki cukup tabungan untuk meng-cover biaya pendidikan anak.
Jika di tahun ajaran baru kali ini rekening tabungan jadi boncos, maka tak menutup kemungkinan terulang lagi pada tahun-tahun berikutnya. Sebab, pengeluaran untuk dana pendidikan bersifat pasti. Tidak hanya itu, nilainya dari tahun ke tahun juga terus meningkat.
Hal itu diamini salah satu warga Jakarta, Adji Waluyo. Direktur PT Syariah Koin Indonesia ini mengatakan, anak bungsunya tahun ini masuk SD. Sementara, anak lainnya naik kelas serta ada yang masuk SMA.
“ Biaya pendidikan anak setiap tahun bikin lonjakan yang tidak sedikit bagi pengeluaran keluarga. Apalagi seperti kita tahu, jumlahnya naik terus dari tahun ke tahun,” ujar Adji dalam rilis pers yang diterima Kompas.com, Rabu (7/8/2024).
Baca juga: “Tak Apa Enggak Punya Apa-apa, yang Penting Pendidikan Anak”
Menurut Adji, orangtua mesti mempersiapkan biaya pendidikan anak sedini mungkin.
Langkah tersebut dinilai penting sebagai bentuk ikhtiar untuk menghindari utang, termasuk utang melalui pinjaman online (pinjol).
“Jauhkan diri dari risiko jeratan pinjol ilegal,” sambung Adji.
Adji melanjutkan, salah satu cara yang dapat dilakukan para orangtua adalah menabung emas. Cara ini dinilai sebagai cara ideal untuk mempersiapkan masa depan anak.
Apalagi, saat ini menabung emas bisa dilakukan lebih mudah dengan adanya aplikasi mobile, seperti ShariaCoin.
Baca juga: Perjuangan Yohana Menempuh Hutan Belantara Demi Pendidikan Anak Rimba
Selain tabungan emasnya menggunakan akad wadiah yad amanah, ShariaCoin memiliki fitur Emas Pendidikan Syariah yang menggunakan akad wadiah yad dhamanah dalam pengelolaan tabungan emasnya.
Dengan akad wadiah yad amanah, perusahaan wajib menjaga emas yang dititipkan dan bertanggung jawab atas kerusakan maupun kehilangan.
“Sementara, pada akad wadiah yad dhamanah, di samping wajib menjaga emas yang dititipkan dan bertanggung jawab atas kerusakan maupun kehilangan, perusahaan dapat memanfaatkannya untuk mendapat keuntungan, dan dapat memberi keuntungan tersebut kepada pihak yang menitipkan dengan syarat tidak diperjanjikan sebelumnya,” jelasnya.
Menabung emas di ShariaCoin dinilai pihaknya mudah dan aman. Nasabah bisa mulai dengan setoran awal hanya Rp 5.000.
Selain itu, nasabah juga bisa melakukan transaksi seperti membuka rekening emas, menyimpan, menarik dana tabungan emas, menggadaikan, hingga mencetak ke dalam wujud emas fisik kapan saja secara nyaman.
Baca juga: ShariaCoin Edukasi Keuangan Keluarga dengan Tabungan Emas Syariah
“Nasabah dapat melakukan transfer emas kepada kerabat sebagai hadiah maupun investasi secara real time online. Jadi, tidak perlu buang waktu dan tenaga. Sangat praktis,” tambahnya.
Tidak kalah penting, menabung emas menggunakan ShariaCoin bikin hati tenang mengingat emasnya disimpan di lembaga kliring, yaitu Indonesia Clearing House (ICH) dan diawasi oleh bursa berjangka ICDX.
ShariaCoin juga telah mengantongi izin dan diawasi oleh Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti).
Untuk layanan Gadai Emas Digital, ShariaCoin bekerjasama dengan PT Gadai Syariah Indonesia yang diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
Adji melanjutkan, uang masuk SD Muhammadiyah 28 Jaksel setara dengan 10-12 gram emas. Sementara, untuk SMP Muhammadiyah 35 Jaksel setara dengan 5-6 gram emas.
“Saya optimistis, masyarakat bisa menabung emas sampai nilai tersebut, bahkan lebih. Cukup lakukan sesuai kemampuan, tidak perlu langsung menabung dalam jumlah besar karena ShariaCoin amat fleksibel, yang penting rutin, itu wajib,” kata Adji.