KOMPAS.com - Buka puasa kerap menjadi momen balas dendam setelahseharian menahan lapar dan haus.
Kebiasaan tersebut dinilai kurang baik karena dapat membebani sistem pencernaan dan berisiko menyebabkan gangguan kesehatan.
Perlu diketahui, makan berlebihan saat berbuka bisa berdampak buruk bagi kesehatan.
Makan terlalu banyak dalam waktu singkat juga bisa membebani sistem pencernaan dan menyebabkan gangguan lambung.
Selain itu, lonjakan gula darah yang drastis juga berisiko bagi penderita diabetes. Kebiasaan tersebut juga bisa membuat tubuh terasa lemas dan mengantuk. Bahkan, bisa berdampak pada perut kembung dan menimbulkan rasa tidak nyaman.
Pasalnya, saat perut kosong seharian, organ pencernaan bekerja lebih lambat. Jika langsung diisi dalam jumlah besar, proses pencernaan jadi terganggu.
Selain itu, mengonsumsi makanan tinggi lemak dan gula dalam jumlah banyak juga bisa meningkatkan risiko penyakit jangka panjang.
Pola makan tersebut dapat menyebabkan kenaikan berat badan, kolesterol tinggi, dan gangguan metabolisme jika sering dilakukan.
Untuk menghindari risiko tersebut, masyarakat dapat mengonsumsi makanan berbuka secara bertahap untuk membantu tubuh menyesuaikan diri tanpa membebani pencernaan.
Masyarakat sebaiknya mengonsumsi air putih dan kurma saat mulai berbuka. Selanjutnya, tunggu beberapa menit sebelum mengonsumsi makanan utama.
Porsi makan juga perlu dikendalikan agar tubuh tidak kelebihan kalori. Makan dalam jumlah cukup lebih baik daripada langsung makan besar. Jika masih lapar, Anda bisa makan kembali setelah tarawih.