KOMPAS.com - Sistem pendidikan di Indonesia mengalami perubahan seiring dengan meningkatnya kebutuhan siswa untuk memperoleh akses belajar yang fleksibel, adaptif, dan berorientasi pada hasil.
Persaingan untuk masuk ke perguruan tinggi negeri ataupun lembaga kedinasan semakin ketat. Banyak siswa dan orangtua kini mulai mencari alternatif pendampingan belajar di luar sekolah formal untuk memastikan kesiapan menghadapi berbagai seleksi.
Hal itu turut mendorong munculnya berbagai lembaga bimbingan belajar ( bimbel) yang menawarkan program khusus yang tidak hanya fokus pada pelajaran sekolah, tapi menyesuaikan diri dengan kebutuhan siswa dalam menembus jalur-jalur seleksi nasional, seperti ujian tulis berbasis komputer ( UTBK), seleksi kedokteran, TNI/Polri, hingga calon pegawai negeri sipil ( CPNS). Layanan yang diberikan pun semakin beragam, mulai dari kelas tatap muka, daring, hingga program karantina intensif.
Beberapa lembaga bahkan mengembangkan sistem evaluasi mandiri berbasis digital agar siswa dapat memantau kemajuan belajarnya secara berkala. Pendekatan ini dianggap penting karena dapat membantu siswa mengenali kelemahan dan memperbaikinya sebelum hari ujian tiba. Selain itu, penggunaan teknologi dalam proses pembelajaran semakin memperluas jangkauan layanan ke berbagai daerah.
Dengan metode tersebut, lembaga pendidikan tak lagi hanya mengandalkan cabang fisik, tetapi juga memperkuat kehadiran secara daring.
Hal itu menjadi solusi bagi siswa dari berbagai kota yang ingin mendapatkan bimbingan berkualitas tanpa harus berpindah tempat tinggal. Digitalisasi juga memungkinkan integrasi data belajar yang lebih sistematis dan mendalam.
Salah satu lembaga yang mengambil peran dalam tren ini adalah Akademi Prestasi. Berdiri di Bekasi, lembaga ini mengusung konsep “One-Stop Education Services” yang mencakup berbagai kebutuhan siswa, mulai dari bimbingan masuk perguruan tinggi negeri (PTN) dan Kedokteran, hingga persiapan CPNS, Taruna TNI-POLRI, serta penguatan prestasi siswa sekolah dasar dan menengah.
“Kami ingin menyediakan layanan yang menyeluruh, bukan sekadar pelengkap pelajaran sekolah,” ujar CEO Akademi Prestasi Dafi dalam keterangan pers yang diterima Kompas.com, Jumat (8/8/2025).
Dalam operasionalnya, Akademi Prestasi menggabungkan teknologi digital dengan coaching personal dan sistem Try Out adaptif. Program belajar tersedia dalam beberapa format, termasuk kelas daring, privat, reguler, dan karantina intensif.
“Setiap siswa punya karakter belajar yang berbeda, jadi kami berusaha menyesuaikan pendekatan untuk tiap individu,” lanjutnya.
Lembaga ini juga dikenal sebagai pelopor platform Try Out TKA berbasis kurikulum terbaru Kementerian Pendidikan Tinggi dan Sains Teknologi (Kemendikti Saintek) yang kini digunakan di berbagai sekolah.
Dengan sistem Learning Management System (LMS) dan Computer-Based Test (CBT), siswa dapat belajar dari mana saja dengan pengalaman mendekati bimbingan tatap muka.
“Kami ingin siswa terbiasa dengan sistem seleksi modern dan tekanan ujian sesungguhnya,” jelasnya.
Meski baru resmi didirikan pada 2022, Akademi Prestasi telah menjangkau lebih dari 123 kota/kabupaten lewat pendekatan daring. Pada 2025, mereka menargetkan membuka 10 cabang, dan 50 cabang nasional pada 2027. Ekspansi ini menjadi bagian dari komitmen mereka untuk memperluas akses pendidikan berkualitas di Indonesia.