KOMPAS.com - Stres dan depresi adalah masalah kesehatan mental yang umum dialami oleh banyak orang. Terdapat banyak faktor yang memengaruhinya, salah satunya adalah pola makan.
Tak banyak yang menyadari bahwa beberapa jenis makanan yang dikonsumsi setiap hari menjadi penyebab utama stres dan depresi.
Untuk itu, kita mesti menghindari makanan tertentu agar dapat membantu menjaga kesehatan guna tetap stabil.
Dilansir dari situs pafisolo.org, sebagai Persatuan Ahli Farmasi Indonesia (PAFI) Solo, terdapat lima makanan yang memiliki potensi memicu stress hingga depresi jika dikonsumsi secara berlebihan. Simak ulasannya sebagai berikut.
Makanan yang kaya akan gula, seperti permen, kue, dan minuman manis, dapat memberikan lonjakan energi yang sementara. Namun, setelah efek tersebut mereda, gula justru dapat menyebabkan penurunan energi secara drastis yang berujung pada perasaan lelah, gelisah, dan stres.
Baca juga: Meski Mengandung Gula, Jangan Takut Santap Banyak Buah
Setelah lonjakan energi akibat konsumsi gula, tubuh dapat mengalami kehabisan energi yang mengakibatkan peningkatan kadar kortisol (hormon stres).
Konsumsi gula secara berlebihan dalam jangka panjang juga kerap dikaitkan dengan peningkatan risiko gangguan suasana hati dan depresi.
Makanan cepat saji, seperti junk food, fast food, dan makanan kaleng sering mengandung lemak jenuh, garam, serta pengawet berlebih. Meskipun makanan tersebut praktis dan mudah diakses, kandungan zat aditifnya dapat merusak kesehatan otak.
Lemak jenuh dalam makanan olahan diketahui dapat berkontribusi pada peradangan dalam tubuh yang pada gilirannya memengaruhi fungsi otak dan dapat menyebabkan perasaan stres serta depresi.
Baca juga: Cara Praktis Turunkan Risiko Penyakit Kronis Menurut PAFI
Di samping itu, makanan olahan umumnya rendah akan nutrisi penting yang diperlukan otak agar dapat berfungsi dengan baik.
Alkohol sering kali diasosiasikan dengan perasaan rileks yang sementara. Namun, mengonsumsinya secara berlebihan dapat mengganggu keseimbangan kimia di otak.
Hal itu karena konsumsi alkohol mengurangi produksi serotonin dan neurotransmitter yang berperan penting dalam menciptakan perasaan bahagia.
Ketika kadar serotonin menurun, seseorang bisa mengalami gejala kecemasan, stres, hingga depresi. Selain itu, konsumsi alkohol dalam jangka panjang juga dapat memperburuk kondisi mental dan emosional seseorang.
Kafein yang terkandung pada kopi, teh, minuman energi, dan soda memang bisa meningkatkan kewaspadaan serta konsentrasi.
Jika seseorang mengonsumsi kafein dalam jumlah berlebih, efeknya adalah peningkatan kadar adrenalin dalam tumbuh yang dapat memicu stres dan kecemasan.
Selain itu, kafein juga bisa mengganggu pola tidur yang dapat berdampak pada kesehatan mental.
Salah satu faktor utama, yakni kurangnya tidur yang dapat memperburuk kondisi stres dan depresi.
Untuk orang yang sensitif terhadap gluten, mengonsumsi makanan seperti roti, pasta, dan produk tepung lainnya dapat memicu peradangan dalam tubuh yang berdampak pada kesehatan otak.
Beberapa penelitian juga menunjukkan adanya hubungan antara intoleransi gluten dengan peningkatan gejala kecemasan dan depresi.
Baca juga: Tak Hanya Pola Makan Buruk, Ini Sejumlah Faktor Penyebab Utama Kanker Usus
Meski gluten tidak berdampak negatif pada semua orang, individu yang sensitif terhadapnya sebaiknya lebih berhati-hati dalam mengatur pola makan mereka.
Pola makan yang sehat dan seimbang merupakan kunci untuk menjaga kesehatan mental. Menghindari makanan yang dapat memicu stres dan depresi adalah langkah penting dalam mendukung kesehatan psikologis secara menyeluruh.