KOMPAS.com - Seiring dengan kemajuan teknologi dan tren urbanisasi, gangguan suara muncul dalam berbagai bentuk dan di berbagai lokasi, seperti hujan, langkah kaki, suara mesin, pesawat terbang, lalu lintas, serta musik.
Perlu diketahui, gangguan suara tersebut dapat berdampak negatif pada kesehatan dan keberlangsungan hidup manusia serta makhluk hidup lain, mulai dari gangguan kesehatan, baik secara mental maupun fisik.
Menurut survei dari Badan Kesehatan Dunia (WHO) pada 2023, kebisingan merupakan penyebab kematian nomor dua di dunia.
Selain merugikan keberlangsungan kehidupan, gangguan suara juga disebutkan bisa menurunkan kualitas komunikasi dan konten seni budaya.
Oleh karena itu, peredam suara menjadi material penting yang diperlukan untuk memastikan bangunan atau ruangan dapat menjamin kesehatan penghuninya.
Namun, permasalahan yang sering terjadi pada masyarakat Indonesia adalah kesalahan dalam memilih jenis peredam suara.
Sales dan Marketing Manager dari perusahaan penyedia material akustik yang ada di Indonesia, Acourete Acoustics, Arief Yudistira, mengatakan, dalam mengupayakan peningkatan kualitas suara, desain akustik sebaiknya harus bisa berbaur harmonis dengan desain arsitekturnya.
“Tantangan fisiknya adalah bahan akustik yang dipasangkan harus dapat tahan menghadapi kondisi alam, seperti kelembaban, temperatur udara, debu, kebakaran, dan lain-lain,“ ujar Arief dalam siaran pers yang diterima Kompas.com, Senin (26/8/2024).
Sementara untuk menjamin kesehatan dan keberlangsungan bumi, maka bahan baku, proses manufakturing, dan transportasi juga harus mengikuti persyaratan yang berkelanjutan.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), meredam diartikan sebagai upaya mengurangi atau menghilangkan.
Jadi, pengertian secara umum bahan peredam suara adalah sebuah bahan atau gabungan bahan yang berfungsi untuk mengurangi gangguan suara.
Arief menyebutkan bahwa peredam suara sendiri terbagi ke dalam beberapa jenis dan masing-masing peredam punya fungsi yang berbeda.
Jika salah memilih peredam, maka pemasangan peredam suara bisa jadi akan sia-sia. Maka dari itu, agar tidak salah pilih, Arief pun memberitahukan berbagai jenis peredam suara beserta fungsinya.
Apa saja jenis peredam suara itu? Berikut adalah ulasannya.
Bahan penyerap suara secara umum berfungsi untuk menyerap pantulan suara yang mengenai sebuah permukaan.
Material yang digunakan untuk bahan penyerap suara biasanya berpori sehingga efektif untuk mengurangi gema atau dengung di dalam ruangan. Ini jadi membuat suara terdengar lebih jelas.
“Bahan penyerap suara biasanya sering dikombinasikan dengan difuser yang berfungsi sebagai penyebar suara di dalam ruangan,” ucap Arief.
Insulasi suara adalah upaya untuk mencegah kebocoran suara, baik dari dalam ke luar ruangan maupun dari luar ke dalam ruangan.
Bahan yang digunakan untuk insulasi suara biasanya padat dan memiliki densitas tinggi.
Salah satu karakteristik perambatan suara adalah mampu menggetarkan struktur bangunan. Untuk menangani kondisi seperti ini, maka diperlukan material peredam getaran yang bersifat viskoelastik.
“Umumnya, kesalahan besar yang terjadi di masyarakat adalah material penyerap suara digunakan untuk mengatasi kebocoran suara. Padahal, mengatasi kebocoran suara yang benar adalah dengan sistem insulasi suara. Selain itu, sebaiknya pemasangan insulasi suara perlu direncanakan saat mulai awal pembangunan. Jadi, lebih baik mencegah dari pada mengobati,” terang Arief.
Pemasangan sistem insulasi suara dilakukan pada bagian dalam dinding, langit-langit, atau lantai.
Jika kebocoran suara baru terdeteksi setelah proses pembangunan selesai, pembongkaran diperlukan untuk memperbaikinya.
Hal itu berbeda dengan penanganan dengung ruangan yang mana material penyerap suara dipasang secara terbuka agar biaya pembongkaran tidak sebesar insulasi suara. Namun, tetap saja, semuanya harus dirancang dengan matang sejak awal.
Untuk menjawab tantangan tersebut, Acourete Acoustics yang hadir di Indonesia sejak 2005 menawarkan berbagai jenis material akustik, seperti material penyerap gema (absorber), material insulasi untuk mengurangi kebocoran suara, dan material peredam getaran.
Dengan semangat berpikir revolusioner, Acourete juga melengkapi produknya dengan teknologi inovatif dengan solusi berperforma tinggi. Ini dilakukan untuk menjawab berbagai tantangan yang sulit diatasi oleh produk generik yang ada di pasaran.
Selain itu, upaya tersebut juga bertujuan untuk membantu menciptakan lingkungan suara yang lebih baik.
Semangat revolusioner Acourete sendiri terdiri dari tiga solusi utama, yaitu performa yang tinggi, dapat berbaur dengan lingkungan, sesuai dengan standar.
“Acourete terus berinovasi, menawarkan solusi yang lebih efektif, efisien, dan mengutamakan penggunaan material akustik yang ramah lingkungan,” ujar Arief.
Tak hanya itu, tambah Arief, semua material akustik Acourete Acoustics juga telah melalui tahap sertifikasi ISO, OSHA, DIN, SNI, dan terkualifikasi beberapa jenis sertifikasi bangunan hijau.
Berkat itu, semua produk Acourete Acoustics aman bagi penghuni bangunan dan ramah terhadap lingkungan.
Selain terus mengembangkan jenis dan variasi material akustik peredam suara, Acourete Acoustics juga gencar melakukan edukasi kepada masyarakat Indonesia mengenai pentingnya pemahaman akustik dan peredam suara sejak 2020.
Gerakan tersebut dilakukan melalui pengadaan webinar rutin serta edukasi video dan grafis yang diunggah melalui media sosial.
Kemudian, Acourete Acoustics juga menerbitkan e-book akustika bangunan, akustika arsitektur, dan akustik pada moda transportasi, serta menjadi dosen tamu di beberapa kampus di Indonesia.
“Kami juga membuka konsultasi mengenai permasalahan serta kebutuhan akustik yang berkelanjutan di masa depan,” terang Arief.