KOMPAS.com – Asosiasi Majelis Utama Travel Indonesia Arahan Haji dan Umrah (Mutiara Haji) menggelar Musyawarah Nasional (Munas) di Hotel Gren Alia Jakarta, mulai Jumat (2/8/2024) hingga Sabtu (3/8/2024).
Kegiatan itu digelar untuk memperkuat sinergi antaranggota asosiasi demi kemaslahatan jemaah haji dan umrah.
Acara tersebut dibuka secara langsung oleh Ketua Umum Asosiasi Mutiara Haji Ustaz Khalid Zeed Abdullah Basalamah.
Selain puluhan anggota asosiasi, kegiatan itu juga dihadiri oleh Direktur Bina Umrah dan Haji Khusus Kementerian Agama (Kemenag) Jaja Jaelani serta Deputi Bidang Ekonomi Digital dan Produk Kreatif Muhammad Neil El Himam.
Ustaz Khalid mengatakan bahwa agenda inti gelaran tersebut adalah pemilihan pengurus inti Asosiasi Mutiara Haji.
"Alhamdulillah, setelah tiga tahun (masa kepengurusan pertama) berjalan, banyak kegiatan (dilakukan) walaupun belum maksimal. Intinya, kami hadir untuk memudahkan perjalanan haji dan umrah masyarakat Indonesia," ujar Ustaz Khalid dalam siaran pers yang diterima Kompas.com, Selasa (13/8/2024).
Pada kesempatan itu, Ustaz Khalid juga memaparkan 10 Program Mutiara Haji. Program ini diharapkan dapat membantu para anggota asosiasi dalam membimbing ataupun memberi arahan bagi para jemaah haji dan umrah sesuai syariat Islam.
Pertama, anggota yang tergabung ke dalam Asosiasi Mutiara Haji bebas dari iuran keanggotan. Ia menjelaskan, Asosiasi Mutiara Haji didirikan dengan semangat kerja sama demi meningkatkan kualitas pelayanan perjalanan haji dan umrah bagi jemaah di Tanah Air.
"Asosiasi kami mungkin berbeda dengan asosiasi-asosiasi lain, walaupun asosiasi lain sudah jauh lebih besar dari kami. Kami tidak memungut iuran karena tujuan asosiasi ini untuk bekerja sama,” ucap Ustaz Khalid.
Kedua, Asosiasi Mutiara Haji menerapkan Standardisasi Pelayanan dan Fasilitas dengan membuat umrah-umrah konsorsium yang meliputi pelayanan di bandara, transportasi, hotel, serta fasilitas saat city tour ke Madinah, lokasi Perang Uhud, serta Kota Mekah. Standardisasi ini ditetapkan agar ibadah para jemaah lebih berkualitas.
Ketiga, Asosiasi Mutiara Haji juga memfasilitasi Sertifikasi Profesi untuk meningkatkan keahlian dan kompetensi para profesional di bidang tersebut. Program ini memberikan pelatihan dan sertifikasi kepada tenaga kerja di sektor haji dan umrah serta memastikan mereka memiliki kualifikasi yang memadai.
"Kami akan memfasilitasi sertifikasi tour guide dan tour leader yang juga merupakan salah satu program pemerintah,” tambah Ustaz Khalid.
Keempat, Asosiasi Mutiara Haji menyediakan bantuan dalam pemenuhan legalitas perusahaan. Program ini membantu anggota dalam memenuhi persyaratan hukum yang diperlukan untuk operasional yang sah dan teratur.
“Jadi, anggota yang masih (berstatus sebagai) Penyelenggara Perjalanan Ibadah Umrah (PPIU) dapat mengajukan izin sebagai Penyelenggara Umrah dan Haji Khusus (PUHK) atau upgrade ke legalitas yang lebih baik,” jelas Ustaz Khalid.
Kelima, program Koperasi Mutiara Haji yang bertujuan memperkuat kerja sama antara anggota. Koperasi ini memungkinkan anggota untuk berbagi sumber daya, informasi, serta dukungan dalam operasional dan pengembangan bisnis.
"Alhamdulillah, koperasi yang selama ini berjalan dapat membuat konsorsium tersebut. Insyaallah, ke depan kami akan mendirikan perusahaan terbatas (PT) khusus untuk menjalankan konsorsium-konsorsium tersebut," jelasnya.
Koperasi tersebut akan menyediakan sejumlah perlengkapan haji dan umrah, mulai dari koper hingga ihram. Perlengkapan yang menyematkan merek masing-masing anggota itu akan dijual dengan harga terjangkau.
Keenam, program konsultasi guna membantu anggota dalam menyusun paket haji dan umrah yang sesuai dengan kebutuhan jemaah. Program ini mencakup perencanaan dan pengembangan paket menarik serta strategi untuk memenuhi kebutuhan dan preferensi jamaah secara efektif.
“Kami akan memberikan konsultasi mengenai pembuatan paket, mulai dari paket standar, premium, hingga platinum,” ucap Ustaz Khalid.
Ketujuh, program pelatihan dan pengembangan teknologi informasi (TI) guna memperkuat keterampilan teknis anggota asosiasi. Dengan pelatihan ini, anggota diharapkan dapat memanfaatkan sistem dan aplikasi digital untuk meningkatkan operasional perusahaan.
Kedelapan, kegiatan taklim rutin yang dilakukan untuk memperdalam pengetahuan agama dan meningkatkan kualitas ibadah. Program ini melibatkan seluruh anggota asosiasi untuk membahas berbagai topik, seperti haji, umrah, dan ajaran Islam.
“Insyaallah, taklim (akan digelar secara) rutin minimal sebulan sekali. Seluruh anggota akan memberikan warna berbeda sehingga akan menambah ilmu agama,” terang Ustaz Khalid.
Kesembilan, asosiasi akan menerapkan sistem transparansi dalam profit sharing sebagai upaya untuk meningkatkan kepercayaan. Program ini memastikan informasi mengenai pembagian keuntungan disampaikan secara jelas sehingga mengurangi potensi konflik dan meningkatkan integritas dalam bisnis.
“Konsorsium, harga pokok penjualan (HPP), dan keuntungan akan kami sampaikan seluruh anggota. Dengan begitu, anggota bisa mendapatkan informasi mengenai harga khusus (paket haji atau umrah) sehingga mereka bisa menghitung margin yang pas,” ucap Ustaz Khalid.
Kesepuluh, Asosiasi Mutiara Haji juga menawarkan program Muslim Tour, yakni pengalaman perjalanan sesuai dengan prinsip syariat Islam. Perjalanan ini memastikan semua aspek perjalanan mematuhi standar halal sehingga memberikan kenyamanan serta kepastian bagi jemaah selama perjalanan haji dan umrah.
Informasi lengkap mengenai Mutiara Haji, bisa Anda temukan pada laman berikut.