KOMPAS.com - "Ikan membusuk dimulai dari kepalanya." Pepatah tersebut memiliki arti bahwa kesalahan yang dilakukan oleh bawahan dalam sebuah organisasi atau lembaga sebenarnya tidak mungkin dapat dilepaskan dari peran seorang pemimpin yang buruk.
Pepatah milik seorang filsuf Romawi kuno, Marcus Tullius Cicero, itu sering kali digunakan untuk menggambarkan bahwa kepemimpinan bertanggung jawab besar dalam menentukan baik dan buruknya wajah sebuah organisasi atau lembaga.
Menjadi seorang pemimpin memang tidak mudah. Tidak hanya dituntut untuk cakap mengambil keputusan, pemimpin juga harus mampu mengakomodasi perbedaan aspirasi dari setiap orang di bawah kepemimpinannya agar tidak terjadi konflik.
Selain itu, melalui gaya kepemimpinannya, pemimpin yang baik dapat memberi contoh konkret kepada setiap bawahannya tentang cara memenuhi tanggung jawab dalam organisasi tersebut.
Beberapa teori berpendapat kalau sifat kepemimpinan adalah bawaan lahir sebagian orang. Sementara teori lain menilai sifat-sifat kepemimpinan dapat diadopsi dan dilatih, sehingga semua orang sebenarnya dapat menjadi pemimpin.
Melansir World Economic Forum, psikolog Daniel Goleman dalam hasil penelitiannya menyatakan bahwa pemimpin yang efektif harus memiliki kecerdasan emosional berupa kesadaran diri, regulasi diri, motivasi, empati, dan keterampilan sosial.
Baca juga: Meta Leadership: Gaya Kepemimpinan Efektif di Era Badai Krisis
Kelima kecerdasan emosional itu mengarah pada enam tipe gaya kepemimpinan. Namun, alih-alih memilih satu gaya kepemimpinan yang dianggap paling cocok, seorang pemimpin dapat menerapkan gaya kepemimpinan yang berbeda sesuai dengan tuntutan situasi tertentu.
Lantas, apa saja enam gaya kepemimpinan tersebut? Berikut ulasan singkatnya dikutip Kompas.com dari beberapa sumber.
Kepimpinan tipe ini menuntut langsung kepatuhan anggota organisasi terhadap perintah pemimpin. Kepemimpinan koersif cocok untuk diterapkan dalam situasi darurat saat tindakan penyelesaian tanggung jawab tertentu harus menjadi prioritas.
Namun, dalam situasi normal, kepemimpinan koersif yang diterapkan terus-menerus justru akan melemahkan moral anggota dan mengurangi inovasi yang mungkin muncul.
Pemimpin dengan gaya kepemimpinan ini memberi kebebasan kepada anggotanya untuk menentukan metode yang tepat dalam mencapai tujuan akhir. Pemimpin hanya menguraikan secara detail tujuan akhirnya, lalu memotivasi anggotanya untuk mencapainya.
Gaya kepemimpinan otoritatif dapat bekerja secara efektif dalam situasi ketika organisasi tidak memiliki sumber daya manusia yang ahli di bidang tertentu untuk mencapai tujuannya.
Baca juga: Compassionate Leadership: Gaya Kepemimpinan Penuh Cinta
Gaya kepemimpinan ini efektif untuk membangun ikatan antarindividu sebuah organisasi setelah mengalami peristiwa yang menimbulkan kerugian. Sebab, pemimpin akan menempatkan kebutuhan dan perhatian anggota dalam organisasinya sebagai prioritas.
Gaya kepemimpinan afiliasi tidak cocok diterapkan ketika anggota dalam sebuah organisasi sedang mencari bimbingan dan arahan dari seorang pemimpin.
Pemimpin dengan gaya ini memberi anggota organisasinya kebebasan lebih besar dalam ikut mengambil berbagai keputusan. Gaya kepemimpinan demokratis dibutuhkan ketika situasi tertentu menuntut fleksibilitas dan ide-ide baru untuk dijalankan.
Namun, dalam jangka panjang, gaya kepemimpinan yang satu ini berpotensi membuat anggota organisasi memandang pemimpin melepaskan tanggung jawabnya.
Seperti seorang dirigen, gaya kepemimpinan ini bertindak mengatur ritme kerja dan memberi contoh untuk anggota timnya. Gaya ini cocok diterapkan jika pemimpin adalah ahli tertentu dalam organisasi, sehingga dapat mendorong kinerja dengan standar tinggi.
Dalam situasi yang berbeda, gaya kepemimpinan ini dapat membuat anggota organisasi tidak nyaman karena pemimpin dianggap memaksakan standarnya terlalu jauh terhadap organisasi.
Baca juga: Ridwan Kamil Sebut Dirinya Punya Gaya Kepemimpinan yang Berbeda dengan Anies Baswedan
Fokus gaya kepemimpinan melatih adalah membangun dan meningkatkan keterampilan dan kepercayaan diri anggota organisasinya. Gaya ini berjalan efektif dalam kondisi saat anggota organisasi membutuhkan motivasi dan pengembangan kapasitas.
Selain itu, gaya kepemimpinan melatih juga dibutuhkan ketika anggota tertentu memerlukan perbaikan dan bersedia menerima perubahan yang diperlukan.
Itulah enam gaya kepemimpinan yang dapat Anda terapkan sesuai dengan tuntutan situasi yang sedang dihadapi. Agar pemimpin makin andal mengelola organisasi, Anda dapat mengikuti program pengembangan kepemimpinan seperti yang ditawarkan Dilantern.
Dilantern adalah perusahaan jasa konsultasi manajemen berbasis di Jakarta yang didirikan pada 2017. Perusahaan ini berpengalaman dalam membantu klien dari berbagai industri di Indonesia dalam pengembangan kepemimpinan supervisor, manajer lini pertama, dan eksekutif puncak.
Program pengembangan kepemimpinan dilakukan dalam bentuk training intensif secara praktis, aplikatif, menyenangkan, dan bermakna dengan memadukan simulasi, games, asesmen, serta multimedia terhadap strategi dan teknik-teknik kepemimpinan yang sudah terbukti efektif.
Baca juga: Ini Gaya Kepemimpinan yang Tepat untuk Organisasimu
Melalui training intensif tersebut, peserta pengembangan kepemimpinan ditargetkan untuk mampu meningkatkan pengaruh positifnya, membina hubungan interpersonal, memberdayakan bawahan, dan menyampaikan ide dengan percaya diri.
Pemimpin yang menjadi peserta pengembangan tersebut juga dibekali dengan kemampuan untuk menyampaikan presentasi secara sistematis, menetapkan sasaran dan menyelesaikan masalah, mengelola perubahan secara antusias, dan menghadapi stres.
Kegiatan pengembangan kepemimpinan difasilitasi oleh praktisi berpengalaman dalam tim manajemen eksekutif di berbagai industri. Oleh karena itu, kegiatan dilakukan dengan metode yang relevan dan realistis agar mudah diaplikasikan sehari-hari.
Dilantern percaya bahwa kinerja, inovasi, dan profitabilitas sebuah organisasi atau perusahaan tidak dapat dicapai dengan mudah tanpa kepemimpinan yang unggul.
Selain pengembangan kepemimpinan, Dilantern juga menyediakan jasa Online Course (Video on Demand), Offline Training, Live Webinar, Business Process Improvement, Executive Search, Mass Recruitment, Psychological Assessment, Software Engineering, dan Internet Provider.
Informasi lebih lanjut tentang program pengembangan kepemimpinan dapat Anda peroleh melalui situs website berikut ini. Anda juga dapat mencari tahu lebih lengkap tentang Dilantern melalui channel YouTube Dilantern dan akun Instagram @dilantern. (pasangiklan.com/Wandha Nur Hidayat)