KOMPAS.com - Batik merupakan salah satu warisan budaya Indonesia yang memiliki beragam jenis dan motif.
Dari sekian banyak jenis batik, ada nama kain jumputan yang dibuat cukup unik. Kata jumputan berasal dari bahasa Jawa jumput yang berarti mengambil.
Untuk produksinya, kain jumputan dibuat dengan cara mengikat kencang beberapa bagian kain yang kemudian dicelupkan ke dalam pewarna pakaian.
Dari proses produksi serba tradisional itu, jumputan memiliki nilai lebih dari sekadar kain dan bisa diaplikasikan untuk kebutuhan primer maupun sekunder.
Dilansir dari berbagai sumber, berikut tiga manfaat dari kain jumputan yang bisa digunakan untuk kebutuhan sehari-hari hingga memaksimalkan hobi.
Baca juga: Kisah Kang Apep, Hobi Bikin Pisau di Bogor, Kini Terjual Hingga ke Amerika
Dibanding jenis batik pada umumnya, motif jumputan lebih menekankan pada warna dasar kain hijau, merah, atau merah muda. Sementara itu, motif kain jumputan juga terkesan sederhana dan santai.
Dari motif dan coraknya, kain jumputan bisa digunakan sebagai outfit atau pakaian dalam berbagai kesempatan, baik acara formal maupun nonformal. Bahkan, kain jumputan juga bisa dijadikan sebagai pakaian sehari-hari.
Kerajinan lokal kain jumputan atau yang dikenal kain santung ini memiliki corak gambar dan warna yang unik.
Dengan keunikan motif dan warnanya, kain jumputan biasanya diproduksi menjadi berbagai macam barang untuk keperluan sehari-hari, seperti baju, daster, celana, tas, taplak, hingga seprai.
Dari pilihan barang tersebut, Anda bisa menjadikannya sebagai buah tangan atau oleh-oleh untuk orang terdekat.
Selain oleh-oleh, jumputan juga bisa menjadi salah satu koleksi kain tradisional bagi Anda yang gemar mengoleksi batik dengan motif unik. Apalagi pembuatan kain ini masih terbilang tradisional.
Baca juga: Karakter Seni Tradisional Indonesia
Seperti diketahui, kain jumputan diproduksi dengan teknik yang unik. Proses pembuatan menarik dari kain jumputan ini juga seringkali menarik perhatian fotografer.
Tak heran, jika kain jumputan kerap dijadikan objek fotografi oleh para pecinta dan komunitas fotografer.
Bagi Anda pecinta fotografi bisa melihat banyak potret cantik mereka tentang kain jumputan dari berbagai postingan di media sosial (medsos), salah satunya seperti Instagram.
Hingga saat ini, kain jumputan masih diproduksi oleh warga lokal, terutama pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) dengan mempertahankan ciri khas dari pendahulunya.
Salah satu pembuat kain jumputan yang sampai sekarang masih eksis adalah Marno, warga Desa Krajan RT 02/RW 06, Kelurahan Laban, Kecamatan Mojolaban, Sukoharjo, Jawa Tengah (Jateng).
Usaha yang diberi nama Marno Collection ini sudah terkenal hingga ke luar negeri.
Salah satu karyawan Marno mengaku, pihaknya bisa memproduksi kain jumputan mencapai 100 kodi per hari saat ramai.
Kain jumputan tersebut biasanya dikirim ke berbagai wilayah, mulai dari sekitar Kota Solo, Pasar Tanah Abang Jakarta, Pulau Bali bahkan sampai ke Timur Tengah.
Baca juga: 3 Provinsi di Pulau Bali dan Nusa Tenggara
Jika tertarik membeli kain jumputan sebagai koleksi maupun buah tangan, Anda bisa memesan langsung lewat WhatsApp.
Tenang saja, Marno Collection melayani pemesanan kain jumputan untuk partai besar dan kecil atau eceran. Untuk harga yang ditawarkan pun sangat bersahabat.
Jadi tunggu apalagi? Ayo pesan kain jumputan dengan kualitas terbaik dari Marno Collection!