KOMPAS.com -Pertumbuhan usaha mikro kecil dan menengah ( UMKM) di Tanah Air yang terus meningkat setiap tahun menjadi peluang besar di era digital.
Seorang pemuda asal Bandung, Kiki Abdul Rachman, berhasil mengembangkan ide dan kreativitasnya untuk membuat sebuah platform digital marketing untuk membantu pelaku UMKM.
Pria kelahiran 1 Mei 1990 itu mendirikan perusahaan layanan jasa optimasi marketplace, Dimaloka,
Berdiri pada 2020, Kiki berhasil mengembangkan layanan Dimaloka sekaligus mewujudkan visi membantu brand lokal naik kelas di era digital.
Kini menuturkan, inspirasi mendirikan Dimaloka muncul setelah melihat masih banyak UMKM yang mengandalkan metode konvensional dalam berjualan di media sosial dan marketplace.
"Padahal peluang di dunia online sangatlah besar," ungkap Kiki dalam siaran tertulis yang diterima Kompas.com, Jumat (16/7/2025).
Baca juga: Bisnis Indonesia Makin Kompetitif di Pasar Global, Peran Digital Marketing Kian Krusial
Kiki mengaku, perjalanan membangun bisnis digital marketing tidak mudah. Lulusan S1 Komputer dari salah satu eprguruan tinggi di Bandung ini mengaku, sempat mengalami penolakan dari banyak brand karena dianggap belum berpengalaman.
Namun, hal tersebut justru menjadi motivasi untuk terus mengasah kemampuan dan berinovasi.
"Beberapa kali kami ditolak brand karena dianggap belum cukup berpengalaman. Namun justru dari sanalah muncul semangat untuk terus mengasah kemampuan, berinovasi, dan membuktikan kualitas," ujar pria yang akrab disapa Bang Kiki Abdul ini.
Komitmen untuk memberikan layanan terbaik menjadi fondasi utama dalam menjalankan Dimaloka.
Kiki dan timnya kerap begadang hingga larut malam demi memahami algoritma marketplace dan menyusun strategi iklan di Facebook yang tepat guna meningkatkan penjualan klien.
Kerja keras itu mulai menunjukkan hasil ketika klien dari berbagai kota mulai berdatangan. Bahkan, Dimaloka kini dipercaya menangani kampanye digital berskala besar.
Dimaloka menawarkan layanan terintegrasi, mulai dari pembuatan website profesional, optimasi toko di marketplace, hingga manajemen iklan Facebook Ads.
Baca juga: Apa Itu KPI dalam Digital Marketing?
Keunggulan utamanya terletak pada pendekatan berbasis hasil atau return on investment (ROI) yang terbukti mampu meningkatkan performa bisnis klien secara konsisten.
Kiki menilai, digital marketing bukan hanya soal tampil keren, tapi soal hasil. Karena itu, pihaknya selalu memantau performa kampanye secara rinci dan menyampaikan laporan yang transparan.
"Dengan demikian, klien bisa melihat langsung peningkatan traffic, konversi, hingga omzet," tutur Kiki.
Salah satu pengalaman paling membekas bagi Kiki adalah ketika ia membantu seorang pemilik brand fashion muslim asal Makassar.
Awalnya, klien tersebut hanya memesan website sederhana. Namun, kerja sama itu berkembang menjadi pendampingan menyeluruh, termasuk strategi live selling di Instagram dan pengaturan iklan Facebook.
Beberapa bulan kemudian, klien tersebut menghubungi Kiki bahwa omzetnya melonjak tajam. Itu menjadi momen yang membuatnya merasa bahwa bisnis ini bukan cuma soal jualan jasa, tapi juga bisa membawa perubahan besar dalam hidup orang lain.
Baca juga: Apa Itu Digital Marketing?
Menurut Kiki, kunci bertahan di industri digital marketing adalah komitmen untuk terus belajar dan beradaptasi. Terlebih, dunia digital sangat dinamis. Algoritma marketplace dan media sosial bisa berubah sewaktu-waktu.
"Kami rutin mengikuti workshop, mentoring, bahkan uji coba strategi baru supaya tetap relevan,” tuturnya.
Sejak membangun Dimaloka pada 2020, Kiki selalu menanamkan prinsip bahwa layanan tersebut bukan hanya tentang mengejar keuntungan finansial, tetapi juga mendampingi pelaku usaha lokal. Dengan demikian, pelaku UMKM bisa naik kelas melalui transformasi digital.
Bagi pelaku UMKM yang ingin mengenal lebih jauh layanan optimasi dari Dimaloka, kunjungi laman informasi lengkap tersedia di laman https://dimaloka.com.