KOMPAS.com - Universitas Bojonegoro (Unigoro) mendorong para dosen dan mahasiswanya untuk berkontribusi melalui kegiatan pengabdian serta pengabdian masyarakat di berbagai daerah.
Pada 2024, ada sembilan dosen yang lolos pendanaan Basis Informasi Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (BIMA) Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) 2024.
Tak hanya itu, Unigoro juga menduduki peringkat ke-4 sebagai kampus pendanaan Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) terbanyak di klaster lima.
Ketua Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) Unigoro Dr Laily Agustina R, SSi, MSc, menuturkan bahwa pihaknya selalu mendorong para dosen dan mahasiswa melakukan riset.
Hal itu mengingat penelitian menjadi salah satu komponen penting dalam nilai akreditasi universitas. Selain itu, mahasiswa juga harus dilibatkan dalam pelaksanaan Tri Dharma Perguruan Tinggi.
“Parameter penilaian untuk output mahasiswa berupa publikasi penelitian di Hak Kekayaan Intelektual (HKI). Ini bisa dilakukan ketika riset sehingga setiap dosen diwajibkan menjalankan program penelitian dan pengabdian masyarakat per semester,” tuturnya dalam keterangan tertulis yang diterima Kompas.com, Jumat (11/10/2024).
Unigoro pun memberikan dukungan bagi dosen dan mahasiswa yang melaksanakan penelitian. Selain mengandalkan pendanaan dari kementerian, kampus juga menyediakan hibah internal bagi dosen per semester.
Sementara, hibah penelitian, pengabdian masyarakat, publikasi jurnal, serta output lain berupa buku, hak cipta, dan paten.
Laily menyebut, pihak kampus memacu para dosen bersaing untuk mendapatkan hibah penelitian dan pengabdian masyarakat, baik melalui BIMA Kemendikbudristek maupun dari lembaga swasta.
Menurutnya, kampus tak akan membiarkan para dosen berusaha sendiri. Pihaknya berupaya mendatangkan reviewer hingga coaching clinic dengan reviewer nasional untuk melatih para dosen.
“Hal tersebut untuk memastikan para dosen bisa membuat proposal yang baik agar layak didanai kementerian dan semua difasilitasi oleh Unigoro,” tambahnya.
Selain itu, judul riset dan pengabdian yang diangkat oleh sivitas akademika Unigoro didasari isu lokasi dan strategis nasional. Hal ini untuk memastikan potensi yang ada di Kabupaten Bojonegoro, sekaligus sebagai solusi atas berbagai permasalahan di daerah tersebut.
“Oleh karena itu, kami tekankan agar judul yang diangkat dalam penelitian dan pengabdian harus selaras dengan isu yang diatensi oleh pemerintah serta topiknya juga disesuaikan dengan rencana induk penelitian Unigoro,” jelasnya.
Hasil riset dari salah satu dosen Unigoro yang terbaru mengungkap keberadaan semut-semut di kawasan tambah minyak tradisional Wonocolo, Kecamatan Kedewan.
Ternyata, semut itu berfungsi sebagai menyerap logam berat dan sudah menjadi rahasia umum bahwa lahan daerah tersebut telah tercemar akibat aktivitas penambangan minyak tradisional.
Sementara, hasil penelitian sebelumnya menyebutkan bahwa tanah di Wonocolo mengandung material logam berat, seperti merkuri, timbal, dan kadmium.
Selain itu, tiga mahasiswa Prodi Kimia Unigoro juga berhasil menciptakan eco-friendly smart packaging berbahan bunga eceng gondok untuk mendeteksi kesegaran susu kedelai.
Ide kemasan tersebut berawal dari fenomena blooming eceng gondok di Bojonegoro. Selama ini, hanya bentuk batang dan daun eceng gondok yang bisa dimanfaatkan, baik sebagai bahan kerajinan maupun pakan ternak.
Salah satu mahasiswa yang menciptakan ide tersebut, Tita Zakiyya Ghozali, menyebut bahwa belum ada penelitian tentang manfaat zat antosianin pada bunga eceng gondok.
“Lalu, mengapa harus mendeteksi kesegaran susu kedelai? Karena banyak penderita alergi laktosa atau susu sapi yang beralih mengkonsumsi susu kedelai. Akan tetapi, orang-orang tidak bisa mendeteksi apakah susu kedelai tersebut masih layak dikonsumsi atau tidak. Tahunya hanya dari perubahan bau dan warna,” tuturnya.